Rabu, 23 Februari 2011

Tips Memilih HP Lokal


Berikut ini sekedar tips dari saya jika akan membeli handphone buatan china. Pada tips kali ini saya mencoba share dengan rekan-rekan dan semoga saja dapat bermanfaat.

Adapaun tip-tipnya adalah sebagai berikut:

1. Sebelum membeli tentukan apakah ingin membeli HP untuk satu nomor (single SIM Card), dua nomor, atau tiga nomor (triple SIM Card). Yang pasti sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
2. Beli HP china yang punya dealer resmi/toko resmi, hal ini bertujuan jika ada kerusakan untuk klaim garansi ataupun keperluan service.
3. Pilih HP yang menggunakan standar battery dan standar adaptor (untuk ngecas HP). Pakai baterai standar tujuannya jika ingin mengganti dengan baterai merek lain (misal baterai NOKIA) agar lebih tahan lama, baterai bawaan biasanya cepet habis (boros).
4. Pilih merek HP yang banyak dipasaran/dikenal. Biasanya kalau banyak yang pake banyak yang jualan aksesorisnya atau tempat servicenya.

Jumat, 18 Februari 2011

7 Makanan Merah Tersehat


Makanan merah umumnya mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik untuk kulit dan mata, juga kaya serat dan antioksidan untuk menjaga jantung serta mencegah beragam penyakit. Masukkan makanan merah ini ke dalam menu harian Anda.

1. Jambu biji
Buah paling bernutrisi ini kaya akan serat, vitamin A, C, B3. Juga mengandung potasium, magnesium, dan asam lemak tak jenuh ganda. Semua itu diperlukan untuk menjaga kesehatan mata, jantung, imunitas, pencernaan, dan mengatur metabolisme.

2. Apel
"Buah penangkal" dokter ini mengandung vitamin C yang penting untuk kekebalan tubuh dan penyerapan zat gizi. Seratnya baik untuk mencegah sembelit.

3. Stroberi
Buah yang menggiurkan dan enak ini mengandung vitamin C, K, mangan, potasium, serat, dan folat. Zat-zat itu diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan mengatur gula darah.

4. Semangka
Buah yang juicy ini berisi vitamin C, B1, B6, potasium, dan magnesium. Diperlukan untuk menjaga imunitas dan jantung. Juga kaya akan likopen, antioksidan kuat yang bersifat mencegah kanker.

5. Tomat
Mengandung sekitar 20 macam vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, C, K yang baik untuk memelihara fungsi mata, kekebalan tubuh, dan regenerasi kulit. Juga kaya likopen, tembaga, folat, potasium, mangan, yang baik untuk melindungi saraf, tulang, dan mengatur kadar gula darah. Vitamin B2 di dalamnya dapat mengatasi migrain.

6. Cabai merah
Sumber vitamin A, C, B6 yang baik untuk imunitas, fungsi otak, kulit, mata, dan kekuatan otot. Juga mengandung serat, potasium, mangan dan folat.

7. Kadang merah
Mengandung protein yang baik untuk memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak, antioksidan, dan serat.

Sumber : Kompas

Cerpen : Ketika Pohon Itu Masih Mekar

Perempuan berkebaya encim berwarna hijau itu menoleh kepadaku dari kursi anyaman plastiknya yang berkeriut rapuh. Tampak sekali bahwa kedatanganku telah mengalihkan pandangannya dari pohon cincau tua yang tumbuh di halaman lapang. Bila kupikir-pikir, keberadaan pohon itu sendiri adalah sebuah keajaiban; suatu jenis ganjil yang tumbuh di tengah berkas-berkas pepohonan karet yang tertancap kokoh di tanah pedesaan ini. Sebuah rumah antik berdinding bilik nan apik dengan sentuhan cat putih berdiri di belakangnya. Kabel-kabel menjuntai yang merepet di sela-sela atap menjadi ornamen yang cukup kontras.
Aku memang berharap mendapati dirinya seperti ini. Rupanya, ia telah menempatkan kursinya dengan hati-hati di depan pohon cincau kesayangannya itu, kemudian duduk tafakur memandangi daun-daun hijaunya yang melambai lemah diterpa angin musim panas. Pikirannya tenggelam ke masa-masa silam; masa di mana akar-akar kuat pohon cincau merambat jauh dalam tanah, hingga menembus lantai tanah ruang tamu rumah. Aku ingat bahwa akar-akar mengganggu itu telah ditebas dan tanahnya diuruk rapat dengan semen, saat renovasi rumah lama.
”Eh, kau sudah datang,” kata perempuan itu sambil bangkit dengan tergopoh-gopoh dan memegang tanganku.
”Iya, Ma. Mama sehat kan?”
Badannya yang bungkuk berusaha ditegakkannya, seakan berusaha untuk tetap terlihat muda dan penuh perhatian terhadap anak-anaknya. Tatapan matanya yang tajam menyaratkan penolakan yang gigih terhadap satu fakta: bahwa kini akulah—dan kedelapan saudaraku yang lain—yang kini ganti wajib merawat dan mengunjunginya.
Pertanyaanku yang tadi tidak dijawab, dan ia segera membalikkan tubuhnya. Langkahnya terhenti di depan pohon cincau tua. Ia tertegun.
Baru kusadari betapa pohon itu terlihat jauh lebih kurus dan gundul daripada sebelumnya. Apa tahun lalu sudah seperti ini? Dua tahun lalu? Tiga? Walaupun setiap tahun kemari, kuakui aku tidak pernah memerhatikannya secara khusus, seperti saat ini.
Tapi kenapa?
Apa jangan-jangan Mama telah mencabut terlalu banyak cincau untuk dibuat jeli? Tapi itu tidak mungkin, sebab tumbuhan itu telah bertahan selama ini. Pucuk-pucuk itu telah dicabuti dan diremas-remas dan diramu menjadi eliksir kehidupan, namun selalu saja tumbuh lebih lebat dari sebelumnya. Terkadang bahkan harus ditebangi supaya tidak melintang pagar ke kebun tetangga. Butuh lebih dari sekadar penggundulan terencana untuk mematikan tumbuhan ini.
”Ma, pohonnya makin kurus kok.”
”Iya. Mungkin karena sering dicabuti orang kampung. Biasa, buat jualan.”
”Lho, kenapa Mama tak larang mereka? Abang Sardi saja biasa beli dari Mama sekarung sepuluh ribu.”
”Itu kan dulu. Sekarang hidup makin susah. Bahan baku jajanan makin mahal, dan orang-orang makin nekat buat mendapat sesuatu semurah-murahnya. Lagi pula, pohon cincau kita ini satu-satunya di tanah ini….”
Mama terbengong sekilas. Mendadak dia berjalan mendekati pohon, berjinjit, dan menarik sehelai daun dari tangkainya. Ia pandangi daun itu lekat- lekat, seperti sedang berusaha menemukan suatu cacat pada permukaannya. Kemudian wajahnya menerawang ke atas, memandangi pohon itu dari pucuk tertinggi hingga ke akar.
Ia membuat keputusan. Ia jatuhkan daun itu ke tanah. Dan mendesah.
Sejurus perasaan takut menghinggapi diriku. Kupegang dahan terbesar pohon itu, bertekad untuk menemukan ciri apa pun yang tidak dimiliki tanaman yang hendak mati.
Ketika kutekan dahan itu perlahan, permukaan kulitnya yang kasar menjadi retak. Kerkahan di antara sulur-sulur yang dulu kuat itu mengeluarkan suara berkeriut yang mengerikan. Lapis demi lapis sulur pembelit batang ternyata sudah renggang dan mulai terurai.
Kulepaskan cengkeramanku cepat- cepat, dan suatu perasaan sayang dan keterikatan kuat yang belum pernah kurasakan sebelumnya memenuhi benakku. Aku tidak pernah tahu bahwa ancaman hilangnya suatu hal berharga yang belum pernah kusadari bisa begitu menyakitkan.
”Kenapa? Kamu juga rindu sama pohon cincau ini?” tanya Mama dengan tepat, seakan kita baru saja memikirkan hal yang sama. Ia tidak mengalihkan tatapannya dari pohon.
”Ya, Ma. Sayang sekali, padahal dulu batang-batang ini… begitu kuat, tidak bakalan putus sekalipun dinaiki beramai-ramai. Mama ingat tidak? Aku dan si Pin sering memanjat pohon ini….”
Kuhentikan ujaranku. Tanpa sadar, aku telah menyebut nama kakak keduaku yang telah kabur ke negeri seberang, tiga belas tahun yang lalu. Waktu itu, ia hanya meninggalkan rumah yang hangus dan sebuah mobil sedan yang ringsek. Mama sangat merindukannya dan memohonnya untuk pulang, namun ia bersumpah tidak akan pernah kembali ke negeri ini: istrinya telah menjadi mayat legam. Korban kebencian buta yang sulit padam.
Ujaranku pasti telah membuka kembali luka lamanya. Herannya, wajah Mama tidak berubah. Ia bahkan seperti mengabaikan ucapanku barusan.
”Tapi… syukurlah pohon ini masih ada di sini ya, Ma. Jangan sampai roboh nih, kenang-kenangan zaman dulu,” kataku mencoba memecah kesunyian.
Lagi-lagi tanpa terkesan mendengarkan komentarku, Mama berkata, ”Ayo masuk, makan cincau dulu. Mama sudah bikin buat kamu semua. Kamu suka sekali cincau kan.”
Ah, cincau itu lagi. Minuman manis yang menyegarkan, lagi sarat dengan khasiat ajaib yang sulit dijelaskan. Telah bertahun-tahun makanan hijau itu menyejukkan kerongkongan kami yang kering, mendinginkan tubuh yang panas dan kelelahan, memulihkan kerinduan yang tertahan.
Dan pohon itu adalah sumbernya. Daun-daunnya yang tumbuh pada batang kelabu yang pernah kokoh itu telah memenuhi kebutuhan kami, anak-anak Mama, selama masa kecil yang berlalu dengan cepat. Mamalah yang dulu seminggu sekali menggerakkan jari-jarinya di sela rimbunnya daun cincau, memilih daun yang terbaik untuk konsumsi anak-anaknya, untuk kemudian dilumatkan dan diperas sarinya. Dengan sentuhan tangannya yang terampil, cincau alami pun tersajilah; tidak, bukan cincau modern ala kota yang mulus lembut nan kenyal—yang kabarnya telah dicampur sejenis bedak. Cincau Mama adalah struktur kasar yang renyah dengan carikan kecil daun-daun hijau terlebur menjadi satu. Tanda perjuangan dan ketetapan hati yang luar biasa. Buah tangan yang merengkuh asa.
Bagiku, sajian itu telah melebar makna, menyatu dengan pribadi Mama. Makanan bagi tubuh dan bagi jiwa.
”Ma, Ateng sudah datang belum?” kataku merujuk pada adik lelakiku yang biasanya datang sehari sebelum hari raya.
Sejurus, Mama tidak menjawab. Tangannya masih sibuk menuangkan potongan-potongan cincau ke dalam mangkuk. Kini ia menuang gula cair hasil masak sendiri. Sempurna. Ia letakkan mangkuk itu di meja makan lebar yang kini kosong.
”Belum,” jawabnya, ”Mungkin dia tidak datang tahun ini. Tahu sendiri, dia lagi terbelit masalah sama pengadilan. Urusan begitu, memang pasti berabe…. Dia sudah telepon Mama tadi pagi, kasih ucapan tahun baru.”
Jadi begitu. Tahun ini berkurang satu kunjungan lagi.
Aku mulai menyeruput cincau segar itu dengan bernafsu. Luar biasa, cita rasanya tidak pernah berubah. Benar- benar bukan sajian biasa, ibarat memperbarui ikatan ragaku dengan kehidupan sejati yang mengisi segenap nadi dan sendi-sendi tubuh….
Tiba-tiba, Mama berlalu keluar lagi. Kuletakkan mangkuk itu dengan cepat ke atas meja, hingga menumpahkan cairan keruh pada permukaannya yang berdebu. Aku tahu aku harus mengikutinya.
”Hai! Apa yang kalian lakukan?” teriak Mama sambil menyeret badannya yang tertatih-tatih. Ternyata ia masih belum kehilangan teriakan melengkingnya yang tersohor itu.
Sesampainya di luar, kulihat tiga orang bocah kecil sedang berusaha memanjat dahan pohon cincau tua itu. Salah satunya, yang bertampang paling bergajulan, bahkan sudah menggapai puncak pohon yang kini tingginya tidak sampai tiga meter. Dengan santainya ia mencerabuti daun-daun hijau ke bawah, bersiap untuk ditampung kawannya yang bertengger dengan asyik di sebuah sulur sambil menenteng sebuah karung beras.
Bocah teratas lantas melompat dengan gesit ke tanah, mematahkan sebuah dahan besar hingga jatuh ke tanah. Daun-daun rontok bertebaran di antara debu tanah yang miskin air. Ia mulai berteriak-teriak memberi perintah kepada rekan-rekan komplotannya dengan bahasa daerah yang tidak pernah kumengerti. Mereka berlari melompati pagar rendah sambil menenteng karung hasil rampasan mereka hari ini.
Belum tersadar dari kekagetanku, tiba-tiba kudapati Mama terhuyung sesaat. Ia segera merambet lenganku untuk mencari tumpuan. Aku membimbing Mama kembali ke kursi anyamnya.
”Akh, tak kusangka. Pohon itu makin habis!” seru Mama sambil menepuk- nepukkan tangannya ke kepalanya.
”Mama, sudahlah. Sebentaran pasti tumbuh lagi…. Lagi pula, anak-anak Mama kan sudah jarang di sini, jadinya kan tidak perlu sering-sering bikin cincau.”
”Ya! Kalian memang sudah jarang di sini. si Pin sudah kabur, si Mey sudah dibawa lari lelaki hidung belang itu, dan si Teng sekarang kena masalah. Mama bahkan tidak tahu kenapa sisanya belum pada datang!” semburnya kepadaku.
Binar di matanya tampak redup dan tangan-tangannya yang kasar karena kerja keras seumur hidup mulai bergetar. Tampaknya, Mama terlalu menganggap serius masalah pohon ini. Bagaimanapun, aku tetap berjongkok di samping kursi, menemani Mama hingga tubuhnya pulih kembali. Namun aku tahu, saat aku menatap matanya sekali-kali sambil memegang tangannya dan membimbingnya menuju ke dalam rumah, bahwa sesuatu dari dalam dirinya telah hilang, tercerabut selamanya.
***
Semenjak itu, pikiranku nyaris tidak pernah kembali ke rumah tua dan pohon cincau setengah rubuh yang tumbuh di halamannya. Tidak, ketika urusan pekerjaan, komitmen-komitmen, dan keluarga mengambil alih seluruh jiwa ragaku—siapa pula yang peduli pada sebatang pohon di kampung halaman, yang kini menjadi serpihan masa lalu yang memudar perlahan, laksana jiwa hampa yang tanpa sadar terseret dalam kenihilan?
Tidak, sebelum kudengar kabar bahwa pohon cincau itu telah mati dan roboh untuk selamanya. Tidak, sebelum kudengar kabar bahwa Mama, dalam usahanya untuk menyelamatkan tiap daun terakhir dari pohon cincau, telah merengkuh batang pohon dan memanjat hingga dahannya yang tertinggi.
Tidak juga, sebelum akhirnya kudengar bahwa dahan besar itu pun patah, dan Mama terjatuh ke tanah. Kepalanya terantuk batu yang menonjol dari dalam tanah gersang, dan mengakhiri nyawanya.

Sumber : Kompas

Rabu, 16 Februari 2011

Apple Meluncurkan iWeb 3.0.3

CALIFORNIA - Apple telah meluncurkan update gratis untuk perangkat pembuat website yang berbasiskan template, iWeb.

Sebagai bagian dari iLife suite, iWeb 3.0.3 meningkatkan kompabilitasnya dengan Mac OS X. Demikian seperti yang dikutip dari Softpedia, Rabu (16/2/2011).

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat website dan blog serta mengkustomisasinya dengan konten sendiri seperti, film, foto dan teks.

Para pengguna dapat mem-publish website mereka ke MobileMe atau layanan hosting lainnya, sebagaimana aplikasi tersebut dengan layanan lainnya, termasuk Facebook, YouTube, Google AdSense dan Google Maps.

"Mendesain sebuah website mungkin terlihat sulit tapi dengan iWeb akan terasa lebih mudah," ujar pihak Apple di situsnya.

"Membuat situs sendiri menggunakan theme. Mengkustomisasikannya dengan foto, film, teks dan widget. Lalu menerbitkannya ke MobileMe atau layanan hosting lainnya," jelas pihak Apple.

“iWeb bahkan bisa menotifikasi Facebook ketika situs pengguna berubah dan menambahkan link ke profil pengguna, supaya tetap update," tambah pihak Apple.

iWeb versi 3.0.3 hadir untuk membantu pengguna yang sebelumnya kesulitan menggunakan aplikasi tersebut, contohnya ketika menghadapi kesulitan menggunakan widget iSight Movie pada beberapa sistem, atau masalah ketika mem-publish melalui protokol transfer file FTP.
Ini dia contoh Screenshotnya :
sumber : okezone

PDFZilla


PDFZilla adalah sebuah aplikasi untuk mengkonversi format file PDF ke berbagai format lainnya dengan cepat dan utuh hanya dengan beberapa kali klik saja. Dengan menggunakan Software PDF Zilla bisa mengkonversi format file PDF ke dalam bentuk format file Dokumen Word dengan semua teks dan data grafis dengan utuh.
Dengan tampilan yang simple dan cara kerjanya yang sangat cepat, PDF Zilla patut dicoba untuk mengkonversi format file PDF. Tidak hanya kedalam format Dokumen Word (DOC) saja, tapi PDF Zilla juga dapat mengkonversi ke format lainnya seperti Plain Text File (TXT), Rich Text Document (RTF), HTML File, Shockwave Flash Files (SWF) dan juga kedalam beberapa format gambar seperti (BMP, JPG, GIF , PNG, TIF).sf 
PDFZilla Features :

  • Convert PDF to BMP, GIF, JPG or TIF files
  • Convert PDF to Word with all text and Graphical data
  • Convert PDF to Shockwave Flash Animation files which can be published on websites
  • Convert PDF to plain text files. You can edit text by Notepad
  • Convert all the pages, or partial pages of PDF fileConvert PDF to Rich Text Files. You can edit all text and graphic by Windows Wordpad
  • Supports Windows Me/2000/XP/Vista/Server 2008/7
  • Convert PDF to HTML files and automatically generate the Index file.  
  • Software PDF aslinya dijual dengan harga $29.95, tapi sekarang kamu bisa dapatkan dengan gratis dengan masa promosi. Promosi ini berlaku sampai 5 February 2011. Jadi anda bisa buruan untuk segera download PDFZilla dan menggunakan Registration Code untuk mendapatkan Software ini secara Full Version selama masa Promosi
Registration Code to Activate : 8061822TWDV6YUK
Download

3 hati 2 Dunia 1 Cinta

Seorang pemuda muslim. Seorang gadis katolik. Will they live happily ever after?
Rosid, pemuda muslim yang idealis dan terobsesi menjadi seniman besar seperti WS Rendra. Gaya seniman Rosid dengan rambut kribonya membuat Mansur, sang ayah, gusar karena tidak mungkin bagi Rosid untuk memakai peci. Padahal peci—bagi Mansur—adalah lambang kesalehan dan kesetiaan kepada tradisi keagamaan. Bagi Rosid, bukan sekadar kribonya yang membuatnya tidak mungkin memakai peci, melainkan karena Rosid tidak ingin keberagamaannya dicampur-baur oleh sekadar tradisi leluhur yang disakralkan
Delia, seorang gadis katolik berwajah manis, kepincut pada sosok Rosid. Tentu saja ini hubungan yang nekad . Rosid dan Delia adalah dua anak muda yang rasional dalam menyikapi perbedaan. Tapi orang tua mana yang rela dengan kisah cinta mereka. Maka mereka pun mencari cara untuk memisahkan Rosid dan Delia. Jurus Frans dan Martha, orang tua Delia, adalah dengan mencoba mengirim Delia sekolah ke Amerika. Berbeda lagi dengan Mansur. Ia berupaya menjinakkan Rosid dengan meminta nasihat Said, sepupunya yang ternyata tega menipunya
Muzna, ibunda yang sangat dihormati Rosid, pun turun tangan. Sang Ibu dengan bantuan Rodiah, adik suaminya, menjodohkan Rosid dengan Nabila, gadis cantik berjilbab yang ternyata mengidolakan Rosid, sang penyair. Memang, cinta Rosid dan Delia begitu kuat, tapi sekuat itu juga tantangannya. Selain perbedaan agama ternyata ada beban psikologis yang harus dihadapi jika mereka meneruskan hubungan itu hingga ke ikatan pernikahan. Berhasilkah mereka bersatu dalam ikatan perkawinan? Memang nasib cinta tak ada seorang pun yang tahu
Jenis Film :
Drama
Produser :
Putut Widjanarko
Produksi :
Mizan Production
Rating LSF :
Remaja (teenage)
Durasi :
100
Pemain :
Reza Rahadian
Laura Basuki
Arumi Bachsin
Ira Wibowo
Robby Tumewu
Henidar Amroe
Rasyid Karim
Zainal Abidin Domba
Jay Wijayanto
Sutradara :
Benni Setiawan
Penulis :
Benni Setiawan

Link Download :
hotfile
http://hotfile.com/dl/103968222/10dee2a/duasatu.com.3HATI2DUNIA1CINTA.2010.350mb.mkv.html

enterupload
http://www.enterupload.com/d14uqf4hujcr/duasatu.com.3HATI2DUNIA1CINTA.2010.350mb.mkv.html

Selasa, 15 Februari 2011

10 Cara Olahraga Otak


Olahraga otak sama pentingnya dengan olahraga tubuh. Dengan olahraga otak, akan terbentuk saraf baru yang dapat melindungi terhadap gejala demensia atau kepikunan. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk olahraga otak:

1. Membaca 
Membaca dapat melenturkan otot-otot otak, baik bacaan ringan (seperti komik atau majalah) maupun bacaan untuk informasi. Dan menurut studi Dr. Nikolaos Scarmeas pada tahun 2001, membaca dapat membantu membangun ‘cadangan kognitif’ untuk menunda timbulnya demensia.

2. Bermain Permainan Strategi
Permainan strategi seperti catur, monopoli atau game komputer lainnya, akan menggunakan otak kanan yang dapat membantu orang untuk lebih berpikir kreatif.

3. Ubah rutinitas
Menurut Lawrence Katz, profesor Neurobiologi di Duke University Medical Center, mengubah rutinitas dan cara-cara hidup baru dapat mengaktifkan koneksi otak yang sebelumnya tidak aktif. Latihan yang bisa dilakukan misalnya, mandi dengan mata tertutup atau mengatur ulang kantor atau meja.

4. Membiasakan aktif menjadi kidal dan juga kanan
Lakukan tugas dengan tangan non-dominan, jika biasanya dominan tangan kanan maka gunakan tangan kiri (kidal) dan sebaliknya. Contohnya saat menggunakan mouse komputer, menyikat gigi dan mengikat sepatu dengan arah yang berlawanan. Menurut Franklin Institute, jenis latihan ini dapat memperkuat hubungan saraf yang ada dan bahkan membentuk saraf baru.

5. Belajar Bahasa Asing
Dengan belajar bahasa asing akan mengaktifkan bagian otak yang belum digunakan sejak Anda mulai berbicara. Sebuah studi tahun 2007 di York University di Toronto, menemukan bahwa penggunaan beberapa bahasa dapat meningkatkan suplai darah ke otak untuk menjaga kesehatan koneksi saraf.

6. Bermain Puzzle
Teka-teki silang, puzzle, Sudoku dan jenis puzzle lainnya, dapat melatih otak khususnya otak kiri, menurut pusat pelatihan kognitif Learning Rx. Tambahkan strategi baru untuk mengefektifkan latihan otak, misalnya memecahkan teka-teki silang dengan tema yang tidak biasa.

7. Mendengarkan Musik
Selain mendengarkan musik, belajar juga untuk memainkan instrumen musik. Para ahli juga merekomendasikan untuk mengaktifkan dua indera sekaligus, seperti mendengarkan musik dan mencium bunga.

8. Latihan fisik
Latihan fisik juga dapat meningkatkan kesehatan otak, karena dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Menurut Stanford Center on Longevity dan The Max Planck Institute for Human Development, latihan fisik dapat meningkatkan perhatian, penalaran dan memori.

9. Hidup sosial
Otak dapat dilatih dengan menjalani kehidupan sosial Anda, misalnya dengan mengunjungi teman. Sebuah studi 2006 oleh Dr David Bennett dari Rush University Medical Center menemukan bahwa memiliki jaringan sosial dapat memberikan perlindungan terhadap gejala klinis penyakit Alzheimer.

10. Mencari hobi baru
Tantang otak untuk belajar keterampilan baru atau hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Jika Anda bukan seniman, cobalah untuk belajar melukis atau memahat. Jika Anda bisa bermain piano, belajarlah memainkan gitar. Temukan sesuatu yang baru dan menarik untuk dapat menjaga otak tetap aktif.


Cara Sederhana Cek kualitas HP

Sering kali kita sebagai pembeli dan pengguna Handphone tidak menyadari apakah barang yang kita beli tersebut merupakan barang yang berkualitas ataukah barang rakitan sendiri bukan pabrik. Banyak sekali Handphone yang beredar di sekitar kita, dengan penampilan yang sempurna sehingga kita tidak mengetahui apakah barang tersebut termasuk barang bagus atau kurang bagus, berikut tips sederhana mengetahui HP/Handphone tersebut asli atau tidak. Untuk itu berikut ini tipsnya:

Dial ke *#06# untuk memunculkan kode IMEI
Lihat pada kode urutan  ke 7 dan 8
Jika pada Handphone IMEI anda terdapat angka ( secara berurutan kode ke 7 dan ke 8 ) :
02 atau 20 : berarti HP anda di buat di Emirat Arab yang berarti kualitas JELEK
08 atau 80 : berarti HP anda di buat di German yang berarti kualitas TIDAK TERLALU BURUK
01 atau 10 : berarti HP anda di buat di Finlandia yang berarti kualitas BAGUS
00 : berarti HP anda ASLI yang berarti kualitas TERBAIK
Ada beberapa Hp yang tidak berlaku menggunakan cara seperti ini terutama beberapa hp CDMA

Nah, mudah bukan?? semoga berguna....

Senin, 14 Februari 2011

Cerpen : I'm Evil

Dunia ini banyak dihuni orang baik dibanding orang jahat. Hanya karena alasan itu makanya aku memutuskan untuk menjadi orang paling jahat. Sangat lucu bukan? Biasanya orang bercita – cita untuk menjadi pahlawan dan dicintai, tapi aku lebih suka tampil beda. Dibenci, dihina, diusir, dicari adalah makanan yang paling aku sukai. Rasanya begitu nikmat pandangan orang yang begitu marah, benci, kesakitan tapi yang paling aku sukai adalah rasa takut. Setiap saat aku hendak membunuh orang aku pastikan dia ketakutan dan menikmati pandangan ketakutan pada dirinya.

“ Jangan – jangan bunuh aku …. Aku mohon,akan kuberikan semua uangku… “
Dor
“ Ahhh jangan…. Aku masih ingin hidup “
Dor
“ Ku..mohon…. am…pu..ni.. “
Dor

Membunuh langsung tidak menyenangkan sebisa mungkin aku menyiksa mereka. Kaki, tangan, jari – jari, tembakan yang sedikit meleset dari organ vital adalah kegemaranku. Ketakutan dan wajah kesakitan membuatku bergairah, aku merasa lebih hidup. Ahhh ini lebih nikmat dari wine berumur 50 tahun, rasanya lebih memabukan.

Menjadi orang jahat tidak hanya sekedar membunuh, itu hanyalah salah satu hobi kecilku. Ingat aku paling suka rasa takut, membunuh? Tidak memberikan rasa takut yang luar biasa. Tapi teror terus menerus, nah itu baru luar biasa. Aku pastikan semua orang dikota ini hidup dalam ketakutan. Tidak susah buatku untuk melakukannya. Sedari kecil aku berbuat jahat dan kini aku sudah berumur 35 tahun, aku memimpin organisasi kejahatan terbesar paling tidak itu menurutku. Kamu melakukan semua tindakan kejahatan. Polisi? Cuih mereka hanyalah budak uang, aku bisa membeli mereka semua ya tidak semua ada beberapa orang yang sok suci, tipe yang kubenci.

Seperti biasa setiap malam aku berjalan di pusat kota untuk mengontrol situasi tetap terkontrol. Lihat tampang – tampang mereka begitu menghormatiku setiap kakiku melangkah. Aku tahu sekali tampang seperti itu, tampang minta belas kasihan, pura – pura kuat, menjilat agar tidak aku siksa. Aku memutuskan untuk masuk ke salah satu bar kesukaanku. Aku berjalan sendiri, tidak ditemani anak buahku, bagaimanapun aku lebih suka sendiri dan aku tidak percaya pada siapapun. Diincar? Aku tidak pernah takut, tapi siapa yang berani? Itu pertanyaannya. Sudah banyak orang yang mati mengenaskan hanya karena ingin mengakhiri terorku.

“ Ah Bos silakan.. wanita – wanita itu sedang menunggu bos “
“ Usir semua tamu “ Kataku singkat
“ Eh tapi.. “
“ Tapi? “ Aku menatap tajam, aku tahu tatapan ku ini lebih tajam dari sebuah pisau, dan dia sudah ketakutan sebelum aku berkata lebih jauh. Nikmat ah tapi tidak terlallu lezat

Orang itu langsung segera mengusir tamu – tamu lain. Beberapa menolak diusir tapi begitu mereka melihatku, tanpa disuruh 2 kali mereka lari keluar dari bar. Bermain cewek juga menyenangkan, ah lihat tubuh mereka begitu indah dan seksi… ah tapi ini kurang menyenangkan aku lebih suka memperkosa daripada melihat mereka begitu patuh. Dan yang paling menyenangkan adalah memperkosa istri orang didepan suami dan anaknya. Kejam? Jahat ? itulah aku. Segera aku membalikan tubuhku keluar dari bar sebelum duduk. Manajer bar ini hanya bisa terdiam melihatku langsung pergi padahal dia sudah berusaha memenuhi apa yang aku inginkan. Sungguh wajah yang menyenangkan, kesal tapi dia berusaha tersenyum.

Dor dor

Aku menembak kedua kakinya. Tidak perlu alasan, aku menembak hanya karena aku jahat. Teriakan kesakitan orang itu terdengar begitu nikmat.

Tidak mudah untuk mencapai semua kekuasaan ini. Menjadi orang jahat tidak semudah menjadi orang baik. Tubuhku sudah melalui berbagai macam luka sampai aku mencapai posisiku seperti sekarang ini. Untunglah aku mempunyai sedikit kemampuan spesial.

Aku berjalan menuju ke kompleks perumahan. Mengendarai mobil sedan yang barusan saja aku ambil paksa di sebuah lampu merah. Tentu saja laki – laki yang mempunyai mobil ini aku tembak mati, dan tubuhnya kubuang begitu saja. Mobil kuhentikan disebuah rumah besar di wilayah orang kaya dan ternama. Aku mendengar kalau anak perempuan yang punya rumah ini adalah wanita yang sangat cantik.

Rumah besar tapi hanya sebuah pos satpam?

Tidak butuh lama untuk masuk kedalam rumah ini. Aku hanya cukup mengetuk pintu pos satpam itu, dan menembaknya. Rumah yang indah, 2 pilar besar menghiasi pintu utamanya. Beberapa pembantu dan pengurus kebun yang kebetulan masih bertugas diluar menemui ajalnya tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Tampaknya keributan yang kubuat sudah diketahui pemilik rumah. Tapi itu bukan masalah besar, malah menambah kesenanganku.

Desert eagle di tangan kiriku, dan shotgun di tangan kananku. Aku masuk membabi buta membunuh semua orang yang bertampang pelayan.

“ Tolonng !!, Dia disini “

Teriakan itu terus kudengar. Tapi sesaat setelah dia berteriak demikian kupastikan orang itu terdiam menikmati kesakitan sambil menunggu ajalnya tiba, ya bersyukurlah dia masih hidup saat aku sudah pergi, mungkin lain kali aku bisa menyiksanya lagi ditempat lain.

Brak !

Akhirnya aku menemukan tempat persembunyian pemilik rumah ini. Ayah, ibu dan anak perempuan. Saatnya menikmati. Pertama tentu saja ayahnya aku tembak di kedua kakinya, kemudian tanganya kupatahkan, ya laki – laki itu berteriak minta aku melepaskan istri dan anaknya, tapi maaf saja aku ini orang jahat. Kemudian istrinya, aku ikat di sebuah tiang gantung kemudian aku telanjangi. Aku tidak tertarik sama wanita yang sudah lebih dari 30 tahun, jadi dia sedikit beruntung hanya aku telanjangi kemudian aku menambahkan beberapa lubang di tangannya.
Akhirnya makanan utamanya, anak perempuan yang sedang ketakutan. Wajahnya begitu ketakutan, matanya berair menangis, tapi suaranya tidak bisa keluar , mungkin karena ketakutan. Rambut panjang yang indah, langsung saja aku tarik sehingga ia berteriak kesakitan,dan langsung saja aku perkosa dia ditempat itu juga. Ia meronta memberikan perlawanan, tapi semua itu sia – sia. Beberapa saat kemudian ia kehilangan kesadaran, aku langsung menembak perutnya agar ia tetap bangun, trik itu selalu berhasil. Tapi akibatnya dia sudah tidak bernyawa lagi

“ Hanya segini? “

Aku bersiap meninggalkan rumah itu, tentu saja sebelum itu aku bunuh ayah dan ibunya sebagai makanan penutup.

Nguing nguing

Sirine polisi mendekat, mereka mengepungku dengan kekuatan sekitar 10 mobil dan 50 personil. Sebuah prosedur standar yang biasa aku hadapi.

“ Angkat tanganmu “ Teriak sang kapten

Begitu ia melihat siapa diriku, sang kapten hanya terdiam bergetar, begitu juga anak buahnya yang lain. Aku tahu mereka tidak akan berani menembaku, ya sebenarnya aku lebih berharap mereka sok jagoan menembaku jadi aku mempunyai pekerjaan setelah itu. Membantai seluruh kelularganya.

“ Tu..runkan .. senjata kalian “
“ Ta..tapi kap “
“ TURUNKAN “ Teriak sang kapten
“ Ayolah kapten jangan begitu, tembak saja diriku ini “ Kataku menantang

Sang kapten hanya menunduk diam. Tapi tidak demikian dengan beberapa anak buahnya yang sudah kesal melihat kelakuanku, biasa si sok pahlawan .

Beberapa tembakan mengenai diriku tepat di perut, jantung, bahkan dahiku. Mereka berteriak kesenangan, tapi wajah sang kapten malah berubah ketakutan, dan ia memerintahkan untuk segera membubarkan diri

Tunggu aku kapten jangan lari begitu saja

Tubuhku begitu dingin, dan perlahan lukaku mengeluarkan berbagai mahluk kecil seperti ulat yang terus menggigit lubang ditubuhku. Darahku yang mengalir disedot kembali sama mahluk – mahluk kecil itu. Tanganku terasa panas, dan perlahan tanganku berubah bentuk.

Sebuah sabit. Sabit yang sangat besar panjang matanya sekitar 100 meter.

Polisi – polisi itu berteriak ketakutan, padahal bukan pertama kali mereka melihat sabit besarku ini juga diriku yang bangkit setelah diterjang ratusan peluru, sangat mengherankan.
Walaupun aku lebih suka melihat mereka tersiksa kadang ada kalanya aku ingin menyelesaikan begitu saja, ya ternyata aku yang begitu jahat masih punya sedikit kebaikan untuk membiarkan mereka mati sekejap, walaupun itu jarang terjadi. Segera aku mengayunkan sabitku dan kemudian lolongan kesakitan terdengar menggema di kompleks perumahan itu. Mereka benar – benar beruntung, mati secara cepat ditanganku seorang GRIM REAPER.

Sumber : Cerpen.net

Minggu, 13 Februari 2011

Sejarah Pamekasan

Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.
Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara. Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada jaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri.
Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH.
Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan kolonial dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa, khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi nampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional.

Jumat, 11 Februari 2011

Puisi : Sajak Sunyi

SAJAK SUNYI

Lafal cinta terlipat rapi
Dalam sunyi yg memelukku erat
Aku ingin memaknai air mata
Tapi dinding rasaku telah beku
Muara hatiku telah gersang
Aku lelah mencerna kata
Serpih2 tetap saja terurai bisu
Ada luka yg bertahta disana
Tersudut brsama sketsa senyum rindu
Yg kusebut itu cinta..
 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More